Kamis, 28 Agustus 2014

Wanita di Ujung Cermin

Aku bermimpi melihat seorang wanita di ujung dermaga
Indah, tatapannya dibalut kelembutan
Dengan matanya ia menaklukkan banyak jiwa
Siapa yang tidak luluh melihat mata itu?

Aku bermimpi melihat wanita di ujung jalan
Raganya terbuat dari partikel-partikel ketegaran
Tiada yang bisa menebak apa yang disimpannya dalam raga itu
Hanya dia yang tahu

Aku bermimpi melihat wanita di ujung kabut
Dia tersenyum sendu
Tapi ku tahu hatinya ingin bebas dari sesuatu
Apakah yang menghalangimu wahai wanita seburam kabut

Aku bermimpi melihat wanita di ujung butiran air
Jiwanya tenang bak aliran air yang mengalir dari kaki gunung, dalam hutan ecalyptus

Aku bermimpi melihat wanita di ujung cermin
Wanita itu tersenyum padaku
Aku mengenalnya, aku kenal senyuman itu

Wanita di ujung dermaga, wanita di ujung jalan, wanita di ujung kabut, wanita di butiran air,
Dia tersenyum padaku
Aku melihatnya saat aku berdiri di badan cermin~

Saya Tidak Tahu Mengapa Begini

Sudah hampir satu jam berusaha menyelesaikan satu tulisan dan gak selesai juga.
Semakin dibaca, isinya semakin lari dari judul.
Judulnya A tapi isinya Z, entah mengapa bisa begini.
Daripada frustasi karena tulisan yang dinaksud ga kelar-kelar, lebih baik bikin tulisan atah berantah yang gak ada maknanya.

Apakah aku sedang kacau sehingga tidak bisa menulis dengan baik?
Atau fokusku terganggu dengan keramaian dan suara-suara ini?
Atau kemampuan menulisku mulai menurun karena tidak dibiasakan lagi?
Atau karena saraf-saraf otak kananku ikut membeku akibat dinginnya udara Berastagi malam ini?
Ah, entahlah~

Terus sekarang mau bikin tulisan apa ini?
Ya tulis ajalah semua yang terketik oleh papan keyboard.
Bla bla blaa, aku mulai kehilangan fokus.
Rindu menulis, tapi tulisan yang mau ditulis pun ga nyambung.
Banyak kata-kata terlintas di pikiran tapi sepertinya agak kaku untuk merangkainya.

I need passion to write!


*ditulis dengan perasaan yang ga jelas*
SEKIAN~