Senin, 27 Mei 2013

For Every Girls : Why I am Single?

"Girls are like apple. The best ones are at the top of the trees.
The boys don’t want to reach for the good ones because they are afraid of falling and getting hurt. Instead, they just get the rotten apples that are on the ground that aren’t as good, but easy. So the apples at the top think there is something wrong with them, when, in reality, they are amazing. They just have to wait for the right boy to come along, the one who’s brave enough to climb all the way to the top of the tree!"

~Quotes from Pete Wentz~
 


Aku sangat suka quote ini, dimana Pete meyakinkan bahwa wanita yang single bukanlah wanita yang tidak menarik seperti yang kebanyakan orang pikirkan. Justru merekalah wanita yang berbeda dari kebanyakan wanita sehingga tidak mudah bagi seorang pria mendapatkannya.

Seperti kata quote tadi : The best ones are at the top; yang terbaik berada di puncak pohon sehingga hanya pria yang pemberani dan tidak takut jatuh yang bisa mendapatkan mereka. Kebanyakan pria hanya melihat apel yang jatuh ditanah ataupun apel yang tumbuh tidak terlalu tinggi, jadi mereka terhindar dari resiko jatuh. Tapi pria yang sesungguhnya datang dengan keberanian yang lebih dari pria-pria biasanya tuk memanjat pohon tadi dan menggapai apel yang paling tinggi. Resiko jatuh akan selalu ada, tapi pria-pria pemberani tadi tidak takut akan itu.

So girls, percayalah bahwa kamu adalah bagian dari apel yang ada di puncak itu. Dimana suatu saat nanti engkau akan bertemu dengan seorang pria yang 'bukan biasa-biasa' saja. Wanita tidak biasa mendapatkan pria yang juga tidak biasa. Bukankah itu adil? ;)

Kesabaran adalah kunci tuk mendapatkan pria seperti itu. Jangan pula karena kamu tidak sabar melihat apel-apel dibawahmu sudah diambil dari batangnya lantas kamu berpikir instan tuk menjatuhkan dirimu ke tanah agar engkau lebih mudah diambil. Kalau sudah begitu apa bedanya kamu dengan apel busuk yang sudah jatuh ke tanah?

Think : "Pria biasa melihat wanita dengan cara biasa, tapi pria luar biasa melihat wanita dari sisi lain yang terlewatkan oleh pria biasa." Hmm, itu quote dari aku :) Girls, We Are UNIQUE!

Senin, 06 Mei 2013

Bapak Baju Cokelat Pemungut Sampah

Sore yang cukup macet. Antrian kendaraan terlihat sejauh mata memandang. Belum lagi ada beberapa sepeda motor yang menerobos masuk lewat trotoar yang semestinya menjadi hak bagi pejalan kaki. Sangat menggangu pemandangan.

Sudah hampir lima belas menit aku berdiri di tepi trotoar menantikan si pacar yang akan menjemputku. Hari yang melelahkan karena banyak jadwal dan kewajiban yang tidak bisa dielakkan. Puji Tuhan saat jam menunjukkan pukul enam sore, segala tugas dan kewajiban telah terlaksana dengan baik.

Sembari menunggu jemputan, mataku ditarik oleh sebuah pemandangan yang sangat tidak biasa. Di sebelah kanan dari tempatku menunggu terlihat seorang Bapak berusia 40-an sedang mengumpulkan sampah yang berserakan dan memasukkannya ke dalam bak penampungan sampah yang kebetulan tersedia di tepi jalan tempatku menunggu.

Sedikit kaget, karena kuyakin pekerjaan Bapak itu bukanlah petugas pemungut sampah. Dia memakai baju PNS berwarna cokelat. Sepeda motornya diparkir dekat bak penampungan sampah dan ia memunguti sampah-sampah yang berserakan di tepi jalan besar tersebut. Satu, dua, tiga, hingga puluhan sampah ia pungut dan masukkan ke dalam bak penampungan sampah. Aku terkaget!

Rasanya ini pemandangan yang sungguh jarang terlihat. Padahal ia bukan orang gila, pakaian dinas PNSnya yang rapi menunjukkan ia bukanlah orang bodoh. Tapi apa ini? Mengapa dia memunguti sampah-sampah yang berserakan itu? Tanpa rasa malu? Tanpa peduli bagaimana pandangan orang terhadapnya? Hey, padahal itu di tepi jalan besar yang tengah macet total.

Wah, besar sekali jiwanya. Betapa pedulinya dia akan kebersihan lingkungan. Rela memunguti sampah yang bahkan disebabkan oleh ulah orang lain. Dan dia melakukannya sambil tersenyum, tanpa beban. Saat tepi jalan itu sudah bersih, ia membasuh tangannya dengan air dalam botol mineral lalu pergi melanjutkan perjalanannya seakan tidak sadar apa yang baru saja ia lakukan.

Aku membayangkan seandainya seperempat saja warga Indonesia melakukan hal yang sama setiap harinya, pasti negeri ini bersih dari sampah. Bayangkan berapa banyak sampah yang bisa dipungut seperempat warga Indonesia dimana satu orang minimal bisa memungut sepuluh sampah. A great things begin from a small things, right? Masalahnya, cukup berbesar jiwakah kita melakukan hal sama? Atau cukup berbesar jiwakah aku melakukan hal yang sama? Aku tertampar!