Sabtu, 27 April 2013

Mesin Cetak 7 Jam

"Terkadang Tuhan mencukupkan kebutuhan kita dengan caraNYA yang ajaib, yang bahkan tak terpikirkan sama sekali oleh kita"

Skripsi yang kukerjakan hampir satu semester ini ternyata cukup menambah daftar pengeluaran. Banyak biaya yang harus dikeluarkan mulai dari urusan print, jilid, copy, serta peralatan pendukung lainnya. Belum lagi jika kena revisi, biaya yang kukeluarkan menjadi dua kali lipat dari biaya biasanya.

Kebetulan (atau lebih tepatnya rencana Tuhan) aku mendapat dosen pembimbing yang cukup perfeksionis menangani skripsiku. Entah karena skripsiku mengangkat isu baru yang belum pernah diangkat sebelumnya, atau entah karena aku yang terlalu bodoh mencerna maksud dari dosenku, hingga detik ini aku harus berulang kali merevisi skripsi. Selalu ada yang salah; jika bukan di bagian tengah pasti dibagian akhir. Revisi berulangkali itulah yang membuatku harus bolak-balik mengeprint skripsi yang tidak tipis itu. Sangat terasa berapa biaya yang harus dikeluarkan untuknya.

Kemudian kemarin (25 April) sekitar pukul 12 siang aku terpikir untuk beli mesin print bulan depan. Mengapa harus bulan depan? Ya, karena bulan ini tidak akan ada uang lebih apalagi savings. Jadi satu-satunya jalan adalah mengharapkan rupiah beasiswa di bulan depan. Aku sudah mulai merancang rencana keuangan bulan depan dan langsung memotong beberapa ratus ribu rupiah untuk budget print. Hah, lagi-lagi harus kehilangan uang saku yang cukup banyak. Aku juga langsung terpikir akan biaya-biaya lain yang wajib ku keluarkan bulan depan dan itu juga bukan jumlah yang sedikit. Wah, mulai pusing.
Tiba-tiba sekitar 7 malam hp berdering dan ada panggilan masuk dari Mama. Dengan santainya Mama bilang akan mengirimkan uang beberapa ratus ribu rupiah keesokan harinya (26 Apr). Jumlah yang bahkan lebih dari yang kubutuhkan. Aneh sekali pikirku, tidak biasanya Mama punya uang lebih di akhir bulan seperti ini. Usut punya usut ternyata Mama dapat rejeki dari tunjangan jaminan sosial ditempatnya bekerja. Mama juga tidak menyangka uang itu akhirnya bisa turun karena sebelumnya selalu ditunda-tunda hingga hampir 2 tahun.

Ajaib benar. Baru tadi siang aku memikirkan sebuah kebutuhan hingga sudah susah-susah merencanakan financial planning namun tiba-tiba Bapa punya kejutan lain yang tak kuduga-duga. Tak perlu repot mengirit uang untuk bulan depan karena rejeki dariNYA turun hanya berselang 7 jam sejak keinginan itu terpikirkan. Keinginan untuk memiliki mesin cetak hanya 7 jam bertahan dipikiranku karena setelahnya keinginan itu langsung bisa diwujudkan.

Aku percaya biaya pendidikanku sudah ditanggung Tuhan Yesus yang Maha Kaya. Entah itu lewat rejeki yang diberikanNYA pada orangtuaku, ataupun itu lewat beasiswa yang hampir satu tahun sudah menopang begitu banyak kebutuhanku. Lagi-lagi aku disadarkan bahwa terkadang kita hanya butuh DIAM dan Tuhan sendiri yang akan bekerja untuk kita. Sering aku khawatir akan ini-itu, lupa bersukacita, lupa bersyukur, lupa menyadari bahwa dalam tanganNYA segala persoalan bisa teratasi dan sebaliknya, IA masih tetap setia dengan pekerjaan tanganNYA yang melebihi apa yang terpikirkan olehku.

Dalam doaku malam itu aku berkata demikian: “Ya Tuhan, aku yang bandel gini masih bisa merasakan kebaikanMU yang berlimpah, lalu bagaimana lagi jika aku baik?” Ah, jangan-jangan Tuhan tidak bisa membedakan mana anakNYA yang bandel dan mana anakNYA yang baik, ya karena itu..karena Tuhan Yesus tidak seperti manusia yang suka pilih kasih!”.
Tuhan Yesus Memberkati!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar