Kamis, 08 Agustus 2013

Dari Sahabat ODHA : Disaat Cinta Tidak Memiliki Mata

Kamis di bulan Juli, hari ini tampak terlewati begitu saja, sharing new life juga belum menyentuh diriku yang seorang melankolis ini yang biasanya nyaris tertetes air matanya disaat seseorang bercerita. Matahari pun telah menyembunyikan dirinya, dan diganti dengan tetesan hujan yang turun cukup deras. Disaat aku sibuk menghibur diri dengan segudang pertanyaanku pada seorang wanita, tiba-tiba muncul sepasang manusia yang sedang dilanda cinta. Mereka berdua menarik perhatianku, rasa ingin tahu ku pun muncul kembali dalam hati bertanya “Ngapain sih orang ini, hujan-hujan datang ke DIC? Berdua lagi?” Dan ternyata bukan hanya aku saja yang penasaran, seorang wanita tua di depanku juga penasaran. Dan nenek ini pun langsung mengintrogasi mereka. Sepertinya kami sama-sama ekstrovert.

Luar biasa..!! Salah satu dari pasangan ini adalah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Sang wanita yang cantik, berpendidikan, dan memiliki pekerjaan yang menarik mencintai pria yang memiliki virus didalam tubuhnya. Apakah cinta itu buta sehingga tidak memandang kekurangan bahkan latar belakang masa lalu dari pasangannya?

ODHA memiliki hak untuk mencintai dan dicintai, hak untuk memiliki dan dimiliki. Mereka sama, tidak ada yang membedakan, tetapi apakah jika seorang yang positif HIV bisa memiliki seorang yang negatif HIV?Atau dia harus menyembunyikan statusnya supaya dia bisa bersama orang yang dicintainya supaya orang itu tidak lari darinya? Menurutku, ada baiknya status itu diungkapkan jika ingin menikah karena jika pasangan kita itu betul-betul mencintai kita, pasti dia akan menerima kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Jangan sampai membohongi diri dan orang lain, karena bisa menjadi beban pikiran.

Seorang wanita yang positif HIV pernah berkata pada saya “Saya sih dek, jika mau menikah nanti maunya sama-sama ODHA kalau yang Non ODHA ga tahu kenapa perasaanku langsung menolaknya”. Menurutku tidak ada yang salah, itu juga hak wanita ini tetapi dengan syarat jika dia dan pasangannya tetap menjaga kesehatan dan teratur terapi ARV. Karena perasaan hati seseorang tidak bisa dipaksa oleh orang lain.

Mirisnya seorang ibu berkata pedih pada saya,“Mengapa suami saya dan keluarganya harus membohongi saya dulu sehingga saya seperti ini? Kalau tau-tau kayak gini, saya tidak akan menikah dengannya”. Wauuoou..hati saya langsung teriris pedih juga, sempat terdiam memang. Dan bertanya “Apakah cinta bisa berakibat seperti ini?” Bahkan ada seorang ibu yang memiliki seorang anak yang Positif HIV menyuruh anaknya untuk tidak menikah, ibu ini takut jika cucu dan menantunya bisa tertular dan menjadi sebuah dosa yang besar bagi ibu ini. Kembali lagi ibu ini perlu diberikan informasi yang tepat pada dirinya jika masalah tersebut bisa diatasi karena sudah banyak program pencegahan terutama untuk ibu hamil.

Bahkan seorang wanita dari luar kota Medan ada yang berkata pada saya jika HIV telah mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, dia mampu menanggapi persoalan hidupnya dengan pikiran yang positif. Memfokuskan kehidupannya untuk membahagiakan anak-anaknya, cinta yang dia punya diberi pada anaknya walaupun dia telah sendiri tanpa suami. Tidak terlarut pada kesalahan dan terus maju menatap masa depan, wanita ini menjadi motivasi bagi saya.

Masih banyak yang harus diluruskan disini, tergantung dari orang yang membaca dan menerima informasi dari segi mana. Masalah ini perlu diangkat supaya solusi bisa teratasi terutama kita masih hidup di budaya timur, mungkin masih tabu untuk membicarakan HIV/AIDS dan mengecek kesehatan dari awal.
"Intinya aku berharap cinta bisa berakhir dengan air mata bahagia bukan air mata kesedihan."
 
 
Kepedulian terhadap ODHA ini dituliskan oleh seorang sahabat baikku -aktivis ODHA- Henny Kristian Siboro. Aku menghargainya sebagai salah satu pejuang ODHA yang tidak ingin ODHA terus terstigma dan terdiskriminasi oleh orang-orang yang minim informasi akan pencegahan dan penularan HIV. See, they are not monster! HIV bukan penyakit kutukan!

4 komentar:

  1. Justru aku yg makasih, tulisanmu bisa ku posting disini.
    Tetap berkarya genk! Follow U'r passion :)

    BalasHapus
  2. Thanks Wine.
    Terimakasih sudah menyempatkan diri membaca tulisan ini.
    Selamat berbagi.

    BalasHapus