Kamis di bulan Juli, hari ini tampak terlewati begitu saja, sharing
new life juga belum menyentuh diriku yang seorang melankolis ini yang
biasanya nyaris tertetes air matanya disaat seseorang bercerita. Matahari
pun telah menyembunyikan dirinya, dan diganti dengan tetesan hujan yang
turun cukup deras. Disaat aku sibuk menghibur diri dengan segudang
pertanyaanku pada seorang wanita, tiba-tiba muncul sepasang manusia yang
sedang dilanda cinta. Mereka berdua menarik perhatianku, rasa ingin
tahu ku pun muncul kembali dalam hati bertanya “Ngapain sih orang ini,
hujan-hujan datang ke DIC? Berdua lagi?” Dan ternyata bukan hanya aku saja
yang penasaran, seorang wanita tua di depanku juga penasaran. Dan nenek
ini pun langsung mengintrogasi mereka. Sepertinya kami sama-sama
ekstrovert.
Luar biasa..!! Salah satu dari pasangan ini adalah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
Sang wanita yang cantik, berpendidikan, dan memiliki pekerjaan
yang menarik mencintai pria yang memiliki virus didalam tubuhnya. Apakah
cinta itu buta sehingga tidak memandang kekurangan bahkan latar belakang
masa lalu dari pasangannya?
ODHA memiliki hak untuk mencintai dan
dicintai, hak untuk memiliki dan dimiliki. Mereka sama, tidak ada yang
membedakan, tetapi apakah jika seorang yang positif HIV bisa memiliki
seorang yang negatif HIV?Atau dia harus menyembunyikan statusnya supaya
dia bisa bersama orang yang dicintainya supaya orang itu tidak lari
darinya? Menurutku, ada baiknya status itu diungkapkan jika ingin menikah
karena jika pasangan kita itu betul-betul mencintai kita, pasti dia
akan menerima kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Jangan sampai
membohongi diri dan orang lain, karena bisa menjadi beban pikiran.
Seorang
wanita yang positif HIV pernah berkata pada saya “Saya sih dek, jika mau
menikah nanti maunya sama-sama ODHA kalau yang Non ODHA ga tahu kenapa
perasaanku langsung menolaknya”. Menurutku tidak ada yang salah, itu juga
hak wanita ini tetapi dengan syarat jika dia dan pasangannya tetap
menjaga kesehatan dan teratur terapi ARV. Karena perasaan hati seseorang
tidak bisa dipaksa oleh orang lain.
Mirisnya seorang ibu berkata
pedih pada saya,“Mengapa suami saya dan keluarganya harus membohongi
saya dulu sehingga saya seperti ini? Kalau tau-tau kayak gini, saya tidak
akan menikah dengannya”. Wauuoou..hati saya langsung teriris
pedih juga, sempat terdiam memang. Dan bertanya “Apakah cinta bisa
berakibat seperti ini?” Bahkan ada seorang ibu yang memiliki seorang anak
yang Positif HIV menyuruh anaknya untuk tidak menikah, ibu ini takut jika
cucu dan menantunya bisa tertular dan menjadi sebuah dosa yang besar
bagi ibu ini. Kembali lagi ibu ini perlu diberikan informasi yang tepat
pada dirinya jika masalah tersebut bisa diatasi karena sudah banyak
program pencegahan terutama untuk ibu hamil.
Bahkan seorang wanita
dari luar kota Medan ada yang berkata pada saya jika HIV telah mengubah
hidupnya menjadi lebih baik lagi, dia mampu menanggapi persoalan hidupnya
dengan pikiran yang positif. Memfokuskan kehidupannya untuk
membahagiakan anak-anaknya, cinta yang dia punya diberi pada anaknya
walaupun dia telah sendiri tanpa suami. Tidak terlarut pada kesalahan dan
terus maju menatap masa depan, wanita ini menjadi motivasi bagi saya.
Masih
banyak yang harus diluruskan disini, tergantung dari orang yang membaca
dan menerima informasi dari segi mana. Masalah ini perlu diangkat supaya
solusi bisa teratasi terutama kita masih hidup di budaya timur, mungkin
masih tabu untuk membicarakan HIV/AIDS dan mengecek kesehatan dari
awal.
"Intinya aku berharap cinta bisa berakhir dengan air mata bahagia bukan air mata kesedihan."
Kepedulian terhadap ODHA ini dituliskan oleh seorang sahabat baikku -aktivis ODHA- Henny Kristian Siboro. Aku menghargainya sebagai salah satu pejuang ODHA yang tidak ingin ODHA terus terstigma dan terdiskriminasi oleh orang-orang yang minim informasi akan pencegahan dan penularan HIV. See, they are not monster! HIV bukan penyakit kutukan!
ma kasih ya genk :D
BalasHapusJustru aku yg makasih, tulisanmu bisa ku posting disini.
BalasHapusTetap berkarya genk! Follow U'r passion :)
nice,, good job :)
BalasHapusThanks Wine.
BalasHapusTerimakasih sudah menyempatkan diri membaca tulisan ini.
Selamat berbagi.